Ilham Arief Sirajuddin MUTIARA dari Timur Indonesia: MENGAPA IAS HARUS OPPO...?

Minggu, 18 Mei 2008

MENGAPA IAS HARUS OPPO...?

MENGAPA MEMILIH IAS ?

Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, MM. lahir di Kota Makassar pada tanggal 16 September 1965. Menamatkan SD dan SLP di Makassar, SMA di Bandung, S1 di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar. Sebagai, Putra dari H.M. Arief Sirajuddin, mantan Bupati Kabupaten Gowa DUA PERIODE (Insya Allah Akan Mengikuti Orang Tua-nya OppO’ ki) Selaku Walikota Makassar, Bapak Ir. H. Ilham arief Sirajuddin, MM telah berkomitmen ingin melakukan yang terbaik buat masyarakat Kota Makassar dan tiada henti berkarya untuk mengembalikan kejayaan Kota Makassar seperti pada abad ke 16 yang terkenal dengan kota MARITIM se-ASIA, untuk itu dipenghujung masa kepemimpinan beliau yang pertama, IAS kembali mencalonkan diri di PILWALI 2008, agar dapat melanjutkan Program pembangunan yang selama ini telah berjalan dikota Makassar menuju KOTA DUNIA, keinginan sang walikota idaman ini tidak lain agar kota Makassar yang kita cintai dapat menjadi Kota Dunia yang mampu bersaing dengan kota –kota besar yang ada didunia tampa melupakan SEJARAH & BUDAYA yang di sertai dengan KEARIFAN LOKAL. Untuk mencapai komitmennya IAS telah melakukan Pembangunan disemua sector yang menjadi simbol medernisasi seperti contoh pembangunan TRANS STUDIO ditanjung Bunga, Pembangunan Jalan Lingkar FLYOVER, Pelebaran jalan utama dikota Makassar, pembutan jalan TOL, Gerakan Makassar bersih, Gerakakan Gemar Membaca, Pembangunan RUSUNAWA & CCC, Peluncuran Program CIBER CITY, Program SISTIM ONLINE, melobi 15 Walikota se KTI (kawasan Indonesia Timur) untuk menyepakati Kota Makassar sebagai GERBANG ICT, kerjasama dengan Kota Seongnam Korea Selatan dengan program e-GOVERNMENT, kerjasa dengan Australia, Jepang dan Bank Dunia untuk mengolah sampah dikota Makassar, Program Revitalisasi Anjungan Pantai Losari,dan Revitalisasi Lapangan Karebosi, Hadirnya symbol-simbol Modernisasi ini TIDAK MELUPAKAN ASPEK MORAL, seperti contoh. Revitalisasi Lapangan Karebosi Tampa Menghilangkan KUBURAN TUJUA Bahkan Membangun RUMAH IBADAH, Pembangunan RUSUNAWA di kecamatan Mariso, juga dibangun Tempat Ibadah,, Menerbitkan KARTU KONTROL untuk warga miskin kota makassar agar memudahkan masyarakat urusan ke Pemerintah Kota Makassar, IAS juga memberikan Bantuan modal usaha untuk warga miskin dengan totalnya sebesar 600 juta, dan masih banyak lagi yang lainnya, ini contoh yang dimaksud KOTA DUNIA DALAM KEARIFAN LOKAL, Modernisasi adalah tuntutan zaman, harus dipadu-serasikan dengan budaya warga Makassar yang sangat PLURAL, IAS berkomitment bila ini terwujud maka Kota Makassar akan MAMPU MENGHADAPI BERLAPISNYA TANTANGAN GLOBAL TAMPA HARUS MENGHILANGKAN TRADISI DAN BUDAYA, yang telah ada sejak dahulu, Untuk mewujudkan kota dunia, IAS yang meraih LEADERSHIP AWARD 2007 oleh Mem-PAN (penghargaan kepada walikota yang mampu meningkatkan daya saing daerah) telah membuat target dan menancapkan pilar dasarnya sejak 4 tahun memimpin kota makassar, seperti telah membuat PERDA tentang PEMBANGIAN WILAYAH KHUSUS DI 14 Kecamatan dikota Makassar yang menjadi dasar pembangunan jangka panjang serta beberapa program yang sudah rampung seperti Revitalisasi Anjungan Pantai Losari, dan yang paling penting adalah Makassar menuju Kota Dunia TIDAK MELUPAKAN HAK DASAR MASYARAKAT, bahkan menjadikan FOKUS UTAMA, .. buktinya yaitu telah diterapkannya PROGRAM KESEHATAN GRATIS SEMENJAK KEPEMIMPINAN IAS dan PROGRAM PENDIDIKAN GRATISA yang telah dijalankan mulai pada tahun 2006 lalu, dengan mengratiskan sebanyak 15 sekolah dana pada tahun 2008 meningkat menjadi 48 sekolah dan pada tahun 2009 menargetkan semua sekolah yang wajib disubsidi sudah dapat diGRATISKAN oleh sang Walikota Idaman kita Ilham Arief Sirajuddin, (IAS) Disisi lain Pembangunan Moral & pembangunan SDM terus dijalankan begitupun disektor EKONOMI terus membaik, TERBUKTI dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7% dibawah inflasi 5% yang hasilnya 1 millyar lebih APBD Kota Makassar yang pada tahun 2004 hanya 560 millyar lebih, sebuah sukses yang SPEKTAKULER … sukses bukan tampa halangan tetapi semua itu ia jadikan Masukan dan cambuk untuk terus berkarya memberikan yang terbaik untuk kota Makassar, masih banyak hal yang ingin IAS sempurnakan dan semua itu menjadi PR bagi IAS bila terpilih Kembali oleh Masyarakat. Tetapi bila dilihat dari hasil karyanya IAS MEMANG MASIH SANGAT PANTAS untuk KEMBALI MELANJUDKAN Kepemimpinan dikota Makassar, sudah begitu banyak bukti yang telah ia torehkan dimuka bumi Makassar, Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat Makassar bahwa UNTUK MEMILIH CALON WALIKOTA kita Harus BERFIKIR CERDAS, dengan memilih calon Walikota yang CERDAS pula, ngapai memilih calon walikota Makassar yang belum kita ketahui kemampuannya Memimpin dan membangun kota kita, satu puisi yang kami Kutip dari Ibu Hj. Aliyah Mustika Abdullah, SE (istri tercinta Bpk IAS) untuk masyarakat ketahui yaitu :
ILHAM HANYA DATANG PADA KALBU YANG BENING…… ILHAM HANYA DATANG PADA JIWA YANG IKLAS…… ILHAM HANYA DATANG PADA JIWA YANG DI ILHAMI RENDAH HATI….. MARI KITA TERUS LANJUTKAN PEMBANGUNAN DENGAN ILHAM …. MENUJU KOTA DUNIA DALAM KEARIFAN LOKAL MAKASSAR UNTUK SEMUA,……………… SEMUA UNTUK MAKASSAR………. By Relawan 99

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NASIONALISME TAMPA MENGHAKIMI

(Nurmal Idrus )
Kamis (15/5) sore, kita disuguhi sebuah tontonan menarik nan heroik ketika Pia Zebadiah Cs, secara dramatis menyingkirkan Tim Jerman dengan skor 3-1 di babak Semifinal Piala Uber, di Jakarta. Target semifinal yang dibebankan kepada mereka terlampaui dengan maju ke babak final. Betul-betul heroik. Inilah nasionalisme yang sesungguhnya. Kata yang selalu dibanggakan oleh banyak orang tetapi dengan tindakan yang tak jelas, dipertontonkan oleh srikandi-srikandi ini. Nasionalisme yang nyata, membawa keharuman bagi negeri ini. Disaat mereka berjuang mati-matian membela nama Indonesia, di lain sisi banyak dari kita yang tak memahami arti nasionalisme itu. Malah, para politikus itu lebih banyak mengeritik dan terkesan menjelek-jelekkan negeri ini dan daerah mereka sendiri. Dalam konteks jelang Pilwali Makassar, nasionalisme itu seperti sudah terkotori dengan banyak sekali kampanye negatif yang tujuannya untuk saling menjatuhkan. Tak ada lagi kecintaan dan kebanggaan pada daerah kita ini. Persoalan-persoalan perkotaan yang dipolitisir dan dibuat dramatis menjadi bagian dari kampanye negatif. Seakan-akan, tak ada lagi kerja-kerja bagus dari pemerintah kota. Semua yang dilakukan pemerintah kota seolah-olah salah dan hanya kemudaratan yang terjadi. Kemiskinan dipolitisir, dengan mengapungkan isu kelaparan sebagai jualan kampanye. Sungguh sebuah cara-cara yang tak fair dalam upaya mencapai kemenangan. Padahal, selama ini kita hidup dan makan di kota ini. Kita tak bisa memungkiri kita termanjakan dengan kemajuan kota ini. Semua bisa didapat dengan mudah, terutama mereka yang punya duit seperti para penggiat kampanye negatif itu. Bertahun-tahun, kita menikmati kemewahan itu dan mengabaikan banyak warga lain yang tertindas. Maka, sungguh sebuah keironian ketika kemudian ada di antara mereka yang tiba-tiba menjadi pahlawan kesiangan, untuk memberantas kemiskinan. Pertanyaaan sekarang, mengapa baru saat ini mereka berteriak-teriak untuk hal itu. Padahal, bertahun-tahun kemiskinan itu menjadi pemandangan sehari-hari. Lalu, mengapa baru sekarang mereka mau mengurusinya. Maka, jangan pernah disalahkan jika ada yang menyatakan bahwa semua itu karena adanya maksud tersembunyi. Karena sebuah tujuan singkat, meraih kekuasaan. Sesungguhnya, cara-cara seperti itu adalah cara-cara yang tak diridhai karena dilakukan dengan tidak fair.