Rabu, 14 Mei 2008

MAKASSAR SEBAGAI KOTA DUNIA IMPIAN IAS

Siap Wujudkan Makassar sebagai Kota Dunia

Relawan99MKS, Walikota Makassar Ilham Arif Sirajuddin, kembali akan bertarung di pilkada Kota Makassar yang dihelat tahun ini. Sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Makassar, calon incumbent ini hampir dipastikan akan mengendarai partai berlambang pohon beringin itu. Nah, dalam setiap pertemuan di depan publik, Ilham selalu menyatakan obsesinya mewujudkan Makassar sebagai kota dunia dengan mengedepankan kearifan lokal. Apa yang dimaksud dengan kota dunia versi Ilham? Apa pula langkah Ilham mewujudkan hal itu? Berikut petikan wawancara Sultan Rakib dengan Ilham Arif Sirajuddin di rujab walikota, Minggu, 6 April, dinihari. Berikut petikannya;

Apa yang mendorong Anda untuk kembali mencalonkan diri sebagai Walikota Makassar?

Saya ingin melakukan yang terbaik untuk masyarakat Kota Makassar. Komitmen saya adalah ingin mengembalikan kejayaan Makassar pada abad ke-16 lalu. Saat itu, Kota Makassar sangat terkenal sebagai kota maritim se-Asia. Untuk mewujudkan ini, tentu saya ingin menjadikan Makassar sebagai kota dunia.

Bisa dijelaskan maksud menjadikan Makassar sebagai kota dunia?

Kota dunia itu adalah menjadikan Makassar sebagai kota yang mampu bersaing dengan kota-kota besar yang ada di seluruh dunia. Bukan berarti keberadaan kota dunia ini akan menjadikan Makassar melupakan sejarah dan budaya. Tetapi kami akan menggunakan kearifan lokal dalam mewujudkan kota dunia ini di Makassar.
Maksud Anda?

Simbol-simbol modernisasi akan ada, seperti nantinya keberadaan Trans Studio di sekitar Tanjung Bunga. Bukan berarti dengan keberadaan simbol modernisasi ini, aspek-aspek moral terlupakan. Itulah yang saya katakan tadi bahwa mewujudukan Kota Makassar sebagai kota dunia dengan mengedepankan kearifan lokal. Modernisasi adalah tuntutan kekinian yang harus padu-serasi dengan budaya masyarakat Kota Makassar yang sangat plural.

Insya Allah, kalau ini terwujud, maka Kota Makassar akan mampu menghadapi berlapisnya tantangan global tanpa harus menghancurkan tradisi dan budaya yang telah ada sejak dahulu. Itulah komitmen saya.

Target Anda mengarah ke kota dunia seperti apa? Lalu, apakah Anda telah memasang pilar dasarnya selama memimpin empat tahun Kota Makassar?

Tentu sudah ada. Lihat saja, saya telah mencanangkan dan bahkan telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang pembagian wilayah khusus di 14 kecamatan di Makassar.

Pembagian wilayah khusus, tentu akan menjadi dasar pembangunan jangka panjang Kota Makassar ke depan. Selain itu, sudah ada juga program pembangunan yang sudah hampir rampung, seperti revitalisasi Losari dan STP (Sewage Treatment Plan) agar tidak terjadi pencemaran di Pantai Losari. Dan masih banyak lagi.
Bagaimana Anda memenuhi basic need atau hak dasar masyarakat di Makassar?

Pemenuhan hak dasar masyarakat Kota Makassar, tentu merupakan hal utama bagi saya untuk mewujudkannya. Fokus saya itu, antara lain; pelayanan kesehatan dasar yang gratis, pendidikan gratis, dan sebagainya. Memang saya sadar ini membutuhkan tahapan, tapi secara perlahan-lahan kondisi ini telah terealisasi.

Pelayanan kesehatan di puskesmas saat ini kan, sudah gratis. Nah, tinggal pendidikan secara keseluruhan yang ingin digratiskan. Saat ini kan, sudah ada sejumlah sekolah di Makassar yang bebas dari biaya. Itu adalah komitmen kami juga untuk mewujudkan Kota Makassar yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal dan bermoral.
Kenyataan di lapangan, masih ada warga yang menderita gizi buruk. Pendapat Anda?

Ya, tidak bisa kami pungkiri, Kota Makassar memang masih ada penderita gizi buruk. Tapi kita juga harus sadar, bahwa sebagai sebuah kota di Provinsi Sulsel, Makassar memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat di Sulsel untuk mencari nafkah.

Akibatnya, warga Sulsel ramai-ramai melakukan urban ke Makassar. Nah, yang menjadi persoalan, tidak semua masyarakat yang datang ke Makassar ini sukses. Dampaknya, ada yang mengalami gizi buruk. Nah, ke depan, kami pemerintah kota tentu akan mengedepankan pengawasan agar seluruh penderita gizi buruk bisa tertangani dengan baik.

Saya juga sudah meminta kepada RT/RW dan Lurah untuk melakukan pengecekan kalau ada warga baru yang masuk ke Makassar dan mencari nafkah. Ini penting agar kontrol tetap berjalan.

Dari sekian banyak program Anda bersama Andi Herry Iskandar, apa yang Anda andalkan?

Saya tidak mau mengklaim, saya hanya ingin masyarakat Kota Makassar sendiri yang melakukan penilaian. Bahwa kemudian ada yang belum rampung 100 persen, itu akan diperbaiki. Yang jelas, saya bersama Pak Herry ingin menyelesaikan tugas sebagai kepala daerah sebagai suatu tanggung jawab moral dan politik di tengah masyarakat Makassar.

Anda bisa lihat, pembangunan flyover, revitalisasi Losari dengan pelataran bahari yang sudah rampung, tinggal pelataran lain yang dibangun, revitalisasi Lapangan Karebosi dan sebagainya. Itu baru sisi pembangunan, belum sisi pembangunan akhlak, sumber daya manusia, dan sebagainya.

Khusus revitalisasi Lapangan Karebosi, bagaimana Anda menyikapi resistensi sejumlah masyarakat terhadap kebijakan tersebut?

Saya kira ini hanya persoalan pemahaman saja. Saya pikir setiap kebijakan itu kan, tentu ada yang pro dan yang kontra. Lihat saja dahulu ketika revitalisasi Pantai Losari dilakukan, masyarakat ramai-ramai melakukan penolakan. Tapi setelah revitalisasi itu terlihat hasilnya, masyarakat pun ramai-ramai berkunjung, tak ada lagi penolakan. Fenomena inilah yang juga saya lihat di Karebosi.

Saya hanya ingin menjadikan Lapangan Karebosi sebagai lahan publik yang lebih representatif, itu saja. Ini demi kepentingan masyarakat Makassar ke depan juga.

Selama memimpin Makassar, bagaimana perkembangan ekonomi?

Peningkatan APBD di Makassar sebelum saya menjadi Walikota Makassar hanya Rp7,8 juta. Itu menjadi Rp14 juta pada tahun 2008 ini. APBD Rp480 miliar. Setelah saya masuk 2004, itu menjadi Rp1 triliun pada tahun 2008. Itu belum termasuk jumlah investasi yang masuk di Makassar.
Sumber : Fajar

Tidak ada komentar: