Rabu, 28 Mei 2008

Makassar Menatap KOTA DUNIA

(Sebuah Fakta)

Siapapun akan mengakui, melihat Makassar lima tahun lalu, dengan Makassar yang ada sekarang, pasti akan jauh berbeda. Infrastruktur kota yang lebih maju dan lengkap, menegaskan arah Makassar menuju kota megapolitan semakin kentara.

Infrastruktur jalan yang makin lengkap dengan berbagai pembangunan jalan lingkar, fly over dan perluasan jalan tol serta pelebaran jalan makin menegaskan kesiapan Makassar dalam menyongsong predikat sebagai kota utama di Indonesia.

Gedung-gedung pencakar langit yang menembus cakrawala Makassar, juga mengaskan bahwa Makassar benar-benar tengah bersiap tinggal landas menuju megapolitan yang sebenarnya.

Ilham Arief Sirajuddin, menjadi orang nomor satu di Makassar ketika perkembangan kota ini berada dalam taraf seperti itu. Meski kita menghormati kemampuan pemimpin-pemimpin Makassar sebelum Ilham, tetapi kondisi Makassar di bawah kepemimpinan Ilham sungguh lebih kompleks.

Tak bisa dipungkiri, selama empat tahun lebih ini, Ilham telah membawa Makassar ke arah yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi yang meroket dari tahun ke tahun dan melampaui pertumbuhan rata-rata nasional, menunjukkan betapa Ilham telah memberikan sumbangsih besarnya pada kesejahteraan warga kota ini. Jika pada tahun 2005 pertumbuhan hanya tercatat 7,16 persen, maka pada tahun 2006 lalu meroket hingga mencapai 10,17 persen (Data BPS Makassar). Investasi juga melambung yang dibuktikan dengan besaran nilai investasi yang masuk hingga tahun 2007 yang mencapai Rp 8 triliun lebih. Sebuah pencapaian yang mencenganngkan karena di awal kepemimpinan Ilham di tahun 2004 angka investasi hanya menunjukkan posisi sekitar Rp 1,1 triliun.

Imbasnya, lapangan kerja makin terbuka. Angka pengangguran terus menurun, dari tahun 2004 yang mencapai 42.430 orang, menjadi hanya 26.319 orang pada tahun 2005. Artinya, dalam tempo setahun 16.111 orang yang berhasil mendapatkan pekerjaan.

Berbagai program terobosan juga Ilham lakukan, terutama dalam peningkatan kualitas hidup warga kota ini. Program Makassar Bersih yang ia luncurkan sesaat setelah terpilih menjadi walikota, langsung mengubah wajah kota. Sampah yang sebelumnya menjadi masalah pelik Makassar, sudah bisa diatasi dengan berbagai terobosan dalam bidang kebersihan.

Sektor Pendidikan yang memang menjadi target utama dan menjadi salah satu konsentrasi Ilham begitu terpilih, akhirnya memang mendapat bagian yang lebih banyak. Sadar akan banyaknya warga kota yang belum mampu menyekolahkan anaknya karena keterbatasan biaya, Ilham kemudian membuat kebijakan penggratisan pendidikan pada beberapa sekolah terutama di daerah pinggiran. Tahun 20007 lalu, sudah ada 18 sekolah yang terdiri dari 15 SD dan 3 SMP yang digratiskan. Secara bertahap, jika dana memungkinkan maka di tahun 2010 mendatang, semua sekolah di Makassar akan berusaha digratiskan. Komitmen itu dibuktikan Pemerintah Kota dengan terus menggenjot anggaran pendidikan gratis menjadi Rp 5 miliar tahun ini, atau meningkat tajam dibanding alokasi Rp 2 miliar di tahun 2007 lalu. Genjotan bidang pendidikan itu membawa hasil nyata dengan posisi Makassar secara nasional yang mampu menembus posisi 10 besar dari sebelumnya yang hanya berkutat pada posisi 15 dan 17.

Ilham mampu dengan leluasa mengumbar banyak program yang bertujuan untuk kesejahteraan warga kota karena kemampuannya menggenjot pandapatan asli Makassar. Tahun 2004, PAD Makassar hanya menunjukkan angka Rp 87, 4 miliar. Namun, tiga tahun berselang, angka itu naik berlipat menjadi Rp 138 miliar di tahun 2007 lalu. Jika semua rencana berjalan sesuai yang ditargetkan, maka tahun 2009 ditargetkan mencapai angka Rp 189 miliar.

Berdasar dari semua keberhasilan itu, maka Ilham tak ragu menampilkan wajah Makassar yang sesungguhnya di mata dunia. Bertepatan dengan peringatan 400 tahun Makassar, tahun 2007 lalu, diluncurkan sebuah tagline bertajuk Great Expectation, yang berarti datang, lihat dan buktikan. Tagline ini bermakna luas sebagai bentuk kepercayaan diri yang besar dari pemerintah kota dalam memperkenalkan Makassar ke dunia luar. Makassar kini betul-betul tak tertahankan lagi dalam menatap sebuah era baru, era Makassar Megapolitan.

Penghargaan

  1. Penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan di Sulawesi Selatan (Gubernur Provinsi Sulsel)
  2. Penghargaan atas peran serta pengabdiannya dalam upaya melestarikan jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 (Jenderal Purn. TNI Surono)
  3. Bhumi Bhakti Adiguna, Penghargaan atas partisipasi dan dukungan untuk menjadikan pertanahan sebagai sumber kemakmuran rakyat melalui sumbangan pemikiran, kontribusi dalam meningkatkan mutu pelayanan dan pengembangan infrastruktur pertanahan (Kepala Badan Pertanahan Nasional)
  4. Penghargaan penanganan wilayah kumuh perkotaan (Presiden RI)
  5. Penghargaan pelayanan citra pelayanan prima (Presiden RI)
  6. Manggala Karya Kencana (Kepala BKKBN)
  7. Penghargaan sebagai penutur Bahasa Indonesia terbaik tingkat nasional kategori birokrat. (PP IMABSII, Kepala Pusat Bahasa Depdiknas RI)
  8. Nugra Jasadarma Pustaloka, atas peran sertanya dalam memasyarakatkan perpustakaan (Kepala Perpustakaan Nasional RI)
  9. Bhakti Koperasi dan UKM (Menteri Kperasi dab Usaha Kecil Menengah RI)
  10. Wahana Tata Nugraha Bidang Lalulintas dari Presiden RI

Tidak ada komentar: